Sulawesi Tenggara | Dalam sebuah tragedi yang mengejutkan, perdebatan filosofis antara dua teman berujung pada tindakan kekerasan yang mengakibatkan kematian. DR (30), seorang pria di Kabupaten Muna, menikam temannya hingga tewas setelah keduanya terlibat dalam perdebatan sengit mengenai asal usul ayam dan telur.
Insiden tragis ini terjadi pada Rabu (24/7), sekitar pukul 17.00 WITA. Korban dan pelaku, bersama sejumlah rekan lainnya, tengah menikmati minuman keras di rumah salah satu warga di Jalan Poros Raha-Lakapera, Desa Labasa, Kecamatan Tongkuno Selatan. Suasana yang awalnya hangat dan penuh canda tawa mendadak berubah ketika topik perdebatan mengenai "ayam atau telur" mencuat di antara mereka.
Menurut saksi mata, perdebatan yang awalnya sepele tersebut dengan cepat memanas. Pelaku, DR, tampak semakin emosional seiring berjalannya perdebatan. Ketegangan di antara keduanya semakin meningkat hingga akhirnya korban memutuskan untuk meninggalkan lokasi kejadian.
Namun, situasi tidak berakhir di sana. DR, yang tidak bisa menahan emosinya, pulang ke rumah untuk mengambil sebilah badik. Dengan senjata tajam di tangan, ia kemudian mengejar korban yang telah lebih dulu meninggalkan tempat minum mereka. "Pelaku menemukan korban, langsung menikam korban berkali-kali," jelas Kasatreskrim Polres Muna, AKP La Ode Arsangka, Jumat (26/7/2024).
Setelah melakukan tindakan brutal tersebut, DR kemudian mendatangi Polsek Tongkuno dengan membawa badik yang digunakan untuk menikam temannya. Pelaku menyerahkan diri kepada pihak berwajib. "Pelaku menyerahkan diri. Sementara soal itu masih kita dalami," pungkas AKP La Ode Arsangka.
Pihak kepolisian saat ini tengah mendalami kasus ini untuk mengungkap motif lebih lanjut dan memastikan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Kejadian ini menjadi pengingat tragis bagaimana perdebatan sepele dapat berubah menjadi bencana ketika emosi tidak terkendali.
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. Peristiwa ini juga memicu perbincangan mengenai pentingnya pengendalian diri dan dampak negatif dari konsumsi alkohol yang berlebihan.
Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga ketenangan dan kepala dingin dalam setiap perdebatan, serta menghindari konsumsi alkohol yang dapat memicu perilaku agresif. Sebuah perdebatan filosofis yang seharusnya memperkaya wawasan malah berubah menjadi tragedi yang merenggut nyawa.
(*)