Yogyakarta | Dalam Rangka Pembelajaran dan Peningkatan Kapasitas Bamus dan Pemerintahan Nagari Talu Melakukan Wisata Religi ke Yogyakarta 18/06/23.
Perjalanan ke yogyakarta diikuti 9 orang Bamus Nagari Talu, 2 dari pemerintah nagari talu,1 biro jasa travelling dan 1 Pemandu dengan mengunjungi sebuah masjid yang lagi viral yakni Masjid Jokokariyan.
Ramainya jamaah masjid saat melaksanakan sholat berjamaan setiap waktu sholat, menandakan masjid ini mempunyai keunikan dan kelebihan dalam manajemen pengelolaan dan pelayanan terhadap jamaah.
Informasi yang awak media peroleh dari salah seorang pengurus masjid dalam sosialisanya yang dihadiri oleh Bamus Talu, Pemerintah Nagari Talu dan Pengunjung lainnya menyampaikan bahwa agar masjid ingin ramai jamaahnya maka jadikan masjid itu sebagai tempat Mencerahkan,Menyenangkan dan Mengenyangkan.
Segala fasilitas diberikan kepada seluruh jamaah masjid, makan minum, wifi 24 jam bahkan pedagang pun difasilitasi tempat berdagang.
Manajemen pengelolaan keuangan dan pelayanan kepada jamaah yang baik adalah faktor yang diterapkan oleh pengurus masjid sehingga menjadikan daya tarik jamaah masjid datang meramaikan sholat berjamaah di masjid.
Transparansi pengelolaan keuangan dan kepercayaan masyarakat terhadap pengurus menyebabkan masjid ini lebih berkembang dan mandiri.
Bayangkan saja setiap memasuki bulan suci ramadhan masjid jogokariyan setiap harinya menyediakan berbuka puasa untuk 3000 orang, bayangkan saja jika makan dan minum ditaksirkan Rp 15.000/orang perhari maka biaya yang harus dicarikan perhari itu adalah Rp 45.000.000, jika satu bulan maka pengurus harus mencarikan biaya Rp 1.5 Milyar.
Lantas bagaimana upaya pengurus masjid memenuhi kebutuhan jamaah dan kebutuhan fisik masjid, dikutip dari penyampaian pengurus masjid bahwa "Kita ini pegawai Allah kita urusi jamaahnya Allah, semakin banyak kita urusi dan layani jamaah Allah maka akan semakin banyak dana yang masuk, untuk kotak infak diberikan edukasi agar jamaah mau berinfak" tuturnya.
Kemudian untuk memenuhi itu semua tidak selamanya harus bergantung pada jamaah, pengurus masjid dalam pengelolaan keuangan harus mandiri kedepannya maka dilakukan beberapa usaha diantaranya mengelola wakaf sawah produktif untuk masjid, waqaf penginapan di masjid, sampai perhotelan yang akan di kelola untuk pemasukan masjid.
Saldo Rp 0 maksudnya minimal belanja kebutuhan masjid dan jamaah harus ada dan habis minimal perhari, perpekan, perbulan dan pertahun jelas dan terukur.
Untuk pengurus masjidnya sendiri tidak diberikan gaji, sedangkan yang digaji hanya para pegawai/karyawan masjid yang bekerja di masjid, seperti gharim masjid, imam masjid, petugas kebersihan masjid dan lain sebagainya.
*Rifki*